Goresan Cinta Mayana Dalam Mayanya
Judul Buku : Mayasmara
Pengarang : Dian Nafi + A(rt)gus Faizal
Tebal Buku : 13.5 X 20 CM
Tebal Buku : iv+154 halaman
Editor : Tim Hasfa Publishing
Penerbit : Hasfa Publishing
Harga : Rp. 25rb
Mayasmara sebuah novel yang dihadirkan untuk menyadarkan kita tentang dunia maya yang tak hanya maya. Di era sekarang, situs jejaring sosial seperti Facebook, Twitter, Yahoo Massagger dan lain-lain telah menjadi bagian dari kehidupan insan diseluruh peloksok dunia, terutama remaja yang tengah sibuk menelusuri dan mengeksplorasi jati diri. Pada dunia maya kita bisa mencetak pribadi sekehendak kita, misalnya pada dunia nyata kita hanya seorang biasa dan masih awam dengan agama. Namun dalam maya kita bisa create diri kita menjadi jiwa yang agamis dipikiran orang. Cukup dengan mengupdate status ataumentweet dengan kata-kata bijak dan religius. Terkadang penuh dengan rekayasa dan kemunafikan.
Sama halnya dengan cerita yang diangkat oleh A(Rt)Gus Faizal dan DianNafi kisah ini berawal ketika seorang gadis bernama lengkap Mayana Astari putri sulung dari tiga bersaudara keluarga terhormat. Ia terpesona pada seorang lelaki yang sama sekali tak dikenalnya di dunia nyata, bernama Nero. Mayana belum pernah bertemu Nero, anehnya Mayana bukan terpesona oleh keadaan fisik, harta atau tahta seorang Nero seperti kebanyakan wanita lainnya yang menempatkan bibit, bebet, dan bobot sebagai prioritas bahkan hal yang wajib dijadikan patokan dalam mencintai seseorang. Mayana malah terpesona dan bahkan berlanjut mencintai Nero hanya karena catatan- catatan Nero yang dipublish di account facebook nya, padahal catatan itu bukan rayuan, bukan puisi, bukan pula novel picisan, melainkan hanya catatan mengenai sesuatu yang sederhana. Entahlah membaca setiap catatan itu membuat Mayana tenang, merasakan kedamaian. Cinta tetaplah cinta tak ada yang tahu cinta itu telah jatuh dari jiwa Maya pada kemayaan seorang Nero. Ibunya menjodohkan Mayana pada seorang pemuda yang satu level dengannya bernama Dimas, Mayana hanya bisa pasrah.
Kelebihan novel ini yakni kepiawaian penulis dalam mengangkat tema yang update sehingga pembaca penasaran seperti apa yang namanya Cyberlove itu, kemudian banyak yang mengandung nilai-nilai terutama nilai agama. Penulis tak tanggung-tanggung menyajikan dua rukun islam sekaligus. Pertama puasa pada bulan ramadhan dengan keangungannya mampu membuat pembaca merindukan keberkahan bulan penuh hikmah itu. Kedua, ibadah haji deskripsi yang apik mampu menghipnotis pembaca seolah-olah ikut merasakan tengah membaca di kerumunan orang dikelilingi hajar aswad. Namun, kurangnya deskripsi fisik setiap tokoh membuat pembaca sulit membayangkan keadaan fisik pelaku, tidak adanya pembulatan karakter setiap tokoh, selain itu terdapat kesalahan pengetikan dan banyak mengutip seperti teks lagu barat. Terlepas dari segala kekurangannya novel ini cocok dibaca oleh remaja yang tengah asyik berkecimpung dalam dunia maya, terutama bagi mereka yang berniat mencari pasangan hidup melalui biro jodoh melalui situs jaringan sosial. Novel ini membuat sadar bahwa jangan mudah jatuh cinta pada seseorang yang tak dikenal latar belakang kehidupannya.